Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan atau motto bangsa
Indonesia yang terdapat dalam lambang negara “Burung Garuda”. Istilah tersebut
diambil dari buku Sutasoma karangan Mpu Tantular yang ditulis dalam bahasa
Sanskrit. Bhinneka Tunggal Ika menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang heterogen, yaitu bangsa yang mempunyai keanekaragaman, baik dalam agama,
budaya, maupun ras dan suku bangsa.
Kebhinnekaan yang ada pada diri bangsa Indonesia merupakan
potensi sekaligus tantangan. Kebhinnekaan sebagai potensi telah terbukti secara
nyata dapat menjadi perekat atau patri bagi bangsa Indonesia sejak awal-awal
kemerdekaan bahwa sejak tumbuhnya kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara,
yaitu pada tahun 1908 dalam melawan dan mengisi serta mempertahankan
kemerdekaan bangsa
Sejarah perjalanan bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa
jauh sebelum tahun 1908 perjuangan bangsa Indonesia selalu dapat dipatahkan
oleh pemerintah kolonila belanda, salah satu penyebabnya karena perjuangan
bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, yaitu untuk kepentingan daerah atau
wilayahnya masing-masing.
Kebhinnekaan merupakan kekuatan dan kekayaan sekaligus juga
merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan itu sangat terasa terutama
ketika bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan dan persatuan dalam rangka
menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
Kebhinnekaan
adalah sifat nyata bangsa Indonesia yang sering kita banggakan namun sekaligus
kita prihatinkan.hal ini dikarenakan mengatur masyarakat yang heterogen jauh
lebih sulit dibandingkan masyarakat homogeny. Masyarakat yang heterogen
mempunyai cita-cita, keinginan, dan harapan yang jauh lebih bervariasi
dibandingkan dengan masyarakat homogen.
Salah satu
factor pendukungnya adalah keseragaman kebudayaan dan bahasa. Adanya
keseragaman ternyata memudahkan penyusunan rencana-rencana dan kebijaksanaan
yang sama dan amat memudahkan komunikasi antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya, antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya dan
antara penyelenggara Negara dan warga Negara.
Dalam upaya
mengantisipasi terjadinya perpecahan antar suku bangsa MPR sebagai lembaga
tertinggi Negara dalam sidang tahunnya
yang pertama pada tahun 2000 mengeluarkan Ketetapan Nomor V/MPR/2000 tentang
“Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional” dimana dalam salah satu kalimatnya
menyatakan bahwa : Konflik social budaya telah terjadi karena kemajemukan suku,
kebudayaan dan agama yang tidak dikelola dengan baik dan adil oleh pemerintah
maupun masyarakat.
Arah
kebijakan pembangunan yang diperlukan di Indonesia adalah meningkatkan
kerukunan social antara pemeluk agama, suku, dan kelompok-kelompok masyarakat
lainnya melalui dialog dan kerja sama dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan,
toleransi dan saling menghormati.
Kebhinnekaan
dapat menjadi tantangan atau ancaman karena kebhinekaan mudah membuat orang
untuk berbeda pendapat yang lepas kendali, tumbuhnya perasaan kedaerahan atau
kesukuan atau kekerasan yang sewaktu-waktu bias menjadi ledakan yang akan
mengancam integrasi atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Keanekaragaman
bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh jumlah suku-suku bangsa Indonesia yang
mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan tersebar, dimana setiap suku
bangsa mempunyai cirri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek social maupun
budaya.
Keaneragaman
tampak pula dalam hasil-hasil kebudayaan daerah di wilayah Indonesia, seperti
tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai jenis
tarian dan nyanyian yang berbeda, begitu juga dalam hasil karya atau kerajinan,
setiap daerah mempunyai hasil karya yang berbeda yang menjadi cirri khas
daerahnya masing-masing.
Contoh-contoh
tarian daerah seperti : Tari Topeng (cirebon), Tari Kipas (Sulawesi Selatan),
Tari Piring (Sumatera Barat), Maengket (Sulawesi Utara), Tari Kecak (Bali), Tari Jaipong (Jawa Barat), Tari
Seudati (Aceh). Adapun nyanyian daerahnya seperti : (Jawa Barat) Es Lilin,
Tokecang, Cingcangkeling, Ole-ole bandung, Manuk Dadali, Bubuy Bulan, Bubuy
Bulan, warung Pojok, Sintren. (Jawa Tengah) Suwe Ora Jamu, Lir Ilir, Gundul
pacul, Ande-ande Lumut. (Jawa Timur) Rek Ayo Rek, Grimis Grimis.